DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................2
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG...............................................................3
B.
RUMUSAN
MASALAH............................................................3
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Dan Ciri-Ciri Perkembangan.................................4
B.
Prinsup-Prinsip
Perkembangan.................................................5
C.
Fase-Fase
perkembangan............................................................6
D.
Masa
Pertumbuhan Dalam Perspektif Hadist...........................14
E.
Konsep
Dasar Psikologi Barat Dalam Perspektif Aspek-Aspek Manusia Menurut Al-Quran........................................................................................19
F.
Kelebihan
Manusia Dari Makhluk Lainnya...............................22
PENUTUP
KESIMPULAN.........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................25
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Psikologi
perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku
dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi
sampai mati.
Perkembangan dapat diartikan sebagai The Progressive and continuous change in the
organism from birth to death (suatu perubahan yang progresif dan kontinu
dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati). Perkembangan dapat juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dapat dialami oleh individu atau
organisme menuju ringkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sisitematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara bagian-bagian organisme dan merupakan suatu kesatuan yang utuh),
progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kuantitatif maupun
kualitataif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara
kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis. (H. Syamsu Yusuf : 2002).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu di setiap fasenya, ada proses yang sistematik, progresif dan
berkesinambungan. Allh Swt menjelaskan proses bagaimana individu tumbuh dan
berkembang menjalani fase demi fase dalam kehidupannya: “maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah di tentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah pada kedewasaan, dan diantara
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjang umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulu telah
diketahuinya. (QS Al-Hajj [22] : 5).
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
perkembangan manusia sesuai Al-quran, dalil dan proses perkembangan manusia
sebelum lahir, serta kelebihan manusia atas makhluk yang lainnya?
PEMBAHASAN
v PENGERTIAN DAN
CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi
yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses
perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati. Kajian utamanya
adalah menguji dan meniliti, apakah yang dimaksud dengan perkembangan, dan
mengapa perkembangan itu terjadi, dengan tujuan memberikan gambaran tentang
tingkah laku anak, serta mengidentifikasi faktor penyebab dan proses yang
melahirkan perubahan tingkah laku dari suatu perkembangan ke perkembangan
berikutnya.
Perkembangan dapat diartikan sebagai The Progressive and continuous change in the
organism from birth to death (suatu perubahan yang progresif dan kontinu
dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati). Perkembangan dapat juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dapat dialami oleh individu atau
organisme menuju ringkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang
berlangsung secara sisitematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara bagian-bagian organisme dan merupakan suatu kesatuan yang utuh),
progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kuantitatif maupun
kualitataif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara
kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis. (H. Syamsu Yusuf : 2002)
Untuk lebih memahami berbagai hal
mengenai perkembangan dewasa ini ada 3 teori atau pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan perkembangan
kognitif, yang meempunyai asumsi bahwa kemampuan
kognitif merupakan suatu yang sangat fundamental yang membimbing tingkah laku
individu. Dalam pendekatan ini ada 3 buah model, yaitu:
- Model kognitif piaget, dengan asumsi bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Konsep fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang untuk mengorganisasikan pengetahuan kedalam struktur kognisi, supaya dapat beradabtasi dengan lingkungannya. Sedangkan konsep struktur adalah interelasi sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku inteligen, yang diistilahkn dengan konsep skema (refleks dan skema mental: skema klasifikasi dan skema operasi). (Wasty Soemanto: 1984)
- Model pemrosesan informasi, yang merumuskan bahwa kognitif manusia sebagai sistem, terdiri dari input berupa rangsangan yang masuk kedalam resptor.
- Model kognisi sosial, yang menekankan pengaruh pengalaman sosial terhadap perkembangan kognitif.
2) Pendekatan belajar atau
lingkungan, yang mempunyai asumsi bahwa tingkah
laku individu memperoleh melalui pengondisian dan prinsip-prinsip belajar.
3) Pendekatan etologi,
yang merupakan study perkembangan dari perspektif evolusioner yang di dasarkan
pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan oleh Carles Darwin, dengan merujuk
kepada asal usul biologis tentang tingkah laku sosial.
4) Pendekatan Imam Al-
Ghazali, dengan pendapatnya bahwa individu
dilahirkan dengan membawa fitrah yang sehat dan seimbang, yang selanjutnya,
kedua orang tua dan lingkungan yang memberikan pendidikan.
Secara
umum, ciri-ciri perkembangan adalah:
- Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (misalnya tinggi dan berat badan), aspek psikis (misalnya bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir).
- Terjadinya perubahan proporsi menyangkut aspek fisik (proporsi tubuh anak berubah sesuai fase perkembangannya) dan aspek psikis (misalnya perubahan imajinasi dari fantasi menuju realitas).
- Menghilannya tanda-tanda fisik dan psikis yang lama (misalnya hilangnya rambut-rambut halus dan gigi susu, hilangnya masa mengoceh, merangkak dan bertindak impulsif).
- Munculnya tanda-tanda fisik dan psikis yang baru (misalnya pergantian gigi dan perkembangannya curiosity).
v PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN
1) Perkembangan
itu merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Hal ini dikarenakan manusia
secara terus-menerus berkembang dengan dipengaruhi pengalaman atau belajar
sepanjang hayat.
2) Setiap
aspek perkembangan, baik fisik, emosi, dan intelligensi maupun sosial merupakan
satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan berkorelasi positif.
3) Perkembangan
terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu.
Setiap
tahap perkembangan merupakan hasil dari tahap sebelumnya dan merupakan syarat
bagi perkembangan berikutnya. Menurut Yelon dan Weinsten (1977), arah dan pola
perkembangan itu adalah:
- Cephalocaudal (mulai dari kepala ke kaki) dan proximaldistal (dari tengah kepinggir, seperti paru-paru, jantung dan sebagainya ke bagian tangan).
- Struktur mendahului fungsi yang bearti bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsi setelah kematangan struktur terjadi. Misalnya mata akan dapat dilihat setelah otot-ototnya sudah matang.
- Perkembangan itu berdiferensiasi. Perkembangan berlangsung dari umum ke khusus dalam semua aspek perkembangan, menyangkut fisik, maupun psikis. Misalnya bayi menendang- menendangkan kakinya secara sembarangan sampai ia dapat mengordinasikannya untuk merangkak atau berjalan.
- Perkembangan berlangsung dari kongkret menuju abstrak.
- Perkembangan itu berlangsung dari egosentris (hanya memperhatikan dirinya saja) menuju perspektivisme.
- Perkembangan berlangsung dari outter control (bergantung pada orang lain, terutama orang tua) to inter control (misalnya dapat bertindak mengambil keputusan sendiri).
4) Perkembangan
terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan psikis mencapai
kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda, ada yang lambat dan ada yang
cepat. Misalnya tangan dan kaki mencapai perkembangan maksimum pada masa
remaja, imajinasi kreatif berkembang dan cepat pada masa kanak-kanak.
5) Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas. Sampai usia 2 tahun anak memusatkan
perhatian untuk mengenal lingkungan, dan menguasai gerakan dan belajar
berbicara. Pada usia 3-6 tahun perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia
sosial.
6) Setiap
individu yang normal akan mengalami fase perkembangan.
v FASE-FASE PERKEMBANGAN
Dapat diartikan sebagai penahapan atau
pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus
atau pola-pola tingkah laku tertentu. Menurut Ibnu Qayyim Jauzi telah membagi
umur manusia menjadi 5 masa, yaitu: (1)
Masa kanak-kanak; sejak dilahirkan hingga mencapai 15 tahun. (2) Masa
muda; dari umur 15-35 tahun. (3) Masa dewasa; dari umur 35- 50 tahun. (4) Masa
tua; dari umur 50- 70 tahun. (5) Lansia; dari umur 70 tahun hingga akhir umur
yang dikaruniakan oleh Allah Swt.
Abu Hurairah berkata bahwa Rosullullah
Saw. Telah bersabda: “tidak ada anak yang
dilahirkan kecuali lahir dalam keadaan fitrah (berpotensi), maka ibu
bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”. Lantas ada seseorang
bertanya kepada Rosulullah Saw, ya
Rosulullah Saw, apakah engkau mengetahui jika ia mati sebelum hal itu terjadi?
“Beliau kemudian menjawab, “Allah lebih
mengetahui terhadap sesuatu yang ada pada orang-orang yang beramal, “ (HR
Muslim).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu di setiap fasenya, ada proses yang sistematik, progresif dan
berkesinambungan. Allh Swt menjelaskan proses bagaimana individu tumbuh dan
berkembang menjalani fase demi fase dalam kehidupannya: “maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah di tentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah pada kedewasaan, dan diantara
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjang umurnya
sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulu telah
diketahuinya. (QS Al-Hajj [22] : 5).
Pengaruh lingkungan, baik lingkungan
keluarga maupun lingkungan diluar keluarga berpotensi untuk mempengaruhi
perkembangan individu dalam setiap fasenya, khususnya dalam membentuk
kepribadiannya.
a) Fase
Pra-Natal
Fase pra-natal (sebelum lahir) mulai
masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
Ibnu Mas’ud berkata bahwa Rosulullah Saw, bersabda, “sesumgguhnya seseorang dari kalian dkumpulkan kejadiannya dalam perut
ibunya selama 40 hari (asal sperma), kemudian menjadi segumpal darah beku
itupun selama 40 hari, selanjutnya menjadi segenggam daging juga 40 hari.
Selanjutnya Allah Swt, mengutus seorang malaikat, maka iapun meniupkan ruh
kedalam tubuhnya. Malaikat ini diperintah untuk mencatat (menetapkan) 4 hal,
yaitu mengenai rezekinya, amalnya, celakanya dan bahagia,”(HR Bukhari dan
Muslim). Penjelasan Rosulullah Saw, tentang proses kejadian anak di dalam perut
dikuatkan pula Alquran: “dan sesungguhnya kami telah mencipkan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan telang-belulang,
lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah Swt, pencipta yang
paling baik. (QS Al-Mukminun [23]: 12-14)
Dalam ayat ini: kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah. Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah 30 bulan...(Qs Al-Ahqaaf[46]: 15)
Ada 6 ciri periode pra-natal. Periode
ini adalah saat di mana sifat bawaan dan jenis kelamin individu ditentukan;
dimana kondisi-kondisi dalam tubuh itu dapat mendorong atau mengganggu pola
perkembangan pra-natal; dimana pertumbuhan dan perkembangan secara proporsional
lebih besar dari pada dalam periode-periode lain; ketika terdapat banyak bahaya
fisik maupun psikologis dan saat orang-orang yang bearti membentuk sikap
individu yang baru tercipta.
b) Fase
Lahir
Fase lahir merupakan permulanaan atau
periode awal keberadaan sebagai individu dan bukan sebagai parasit didalam
tubuh ibu. Masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada pada saat bayi
menjelang dua minggu. Periode ini adalah saat dimana janin harus menyesuaikan
dengan kehidupan diluar rahim ibu, dimana ia telah hidup selama kurang lebih 9
bulan.
Pada umumnya dibagi menjadi 2 periode
yaitu: (1) periode pertunate; (mulai
saat kelahiran sampai saat antara 15 dan 30 menit sesudah kelahiran). (2)
periode neonate; (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar
akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur).
Penyesuaian yang dialami bayi neonatal
bersifat radikal sebelum dapat melanjutkan kemajuan perkembangan mereka. Kalau
penyesuaian ini tidak segera dilakukan, kehidupan mereka akan terancam. Empat
penyesuaian yang harus dilakukan bayi neonatal sebelum mereka dapat melanjutkan
kemajuan perkembangan mereka yaitu:
- Suhu (didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100 derajat F, sedangkan didalam rumah sakit atau di rumah berkisar 60-70 F)
- Bernapas (kalau tali pusar di putus, bayi mulai harus bernapas sendiri)
- Menghisap dan menelan (sekarang bayi harus memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan menelan, tidak lagi memperolehnya melalui tali pusar. Reflekk-refleks ini belum berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi seringkali tidak cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badannya menurun).
- pembuangan (alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan, sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusar).
Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
terhadap bayi neonatal adalah menyegerakan mengazaninya melalui telinga sebelah
kanannya dan mengiqamati telinga sebelah kirinya. Seperti dijelaskan dalam
suatu hadis yang berbunyi: Abu Rafi berkata,”saya
melihat Rosulullah Saw, berazan di telinga Hasan bin Ali diwaktu dia dilahirkan
oleh Fatimah r.a.” (HR Abu Dawud, At-Tarmidzi, hadis sahih).
Hal lain yang perlu dilakukan terhadap
bayi neonatal adalah memberinya nama. Sabda Rosulullah Saw: “sesungguhnya pada hari kiamat nanti kamu
sekalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu sekalian sekalian dan nama-nama
bapak-bapak kamu sekalian. Oleh karena itu buatlah nama-nama yang baik untuk
kamu sekalian, “ (HR Abu Dawud). Memberikan nama yang baik bertujuan agar
si anak kelak jika sudah dewasa akan memahami kasih sayang orang tuanya dengan
memberi nama yang baik, dan di samping itu, jika ia memiliki nama yang baik
akan menumbuhkan sikap percaya diri dalam dirinya. Namun, jika nama si anak
buruk atau jelek, itu akan mempengaruhi jiwanya, si anak menjadi minder,
pemalu, dan pendiam atau bahkan ia akan menjadi seorang pendendam bagi orang
tua yang memberinya nama yang buruk. Dalam hadis lain, Ibnu Abbas meriwayatkan,
Rosulullah Swa telah bersabda, “hak anak
(yang wajib dipenuhi) oleh orang-orang tuanya adalah memberinya nama yang baik
dan memperbaiki adabnya (prilakuny),”
(Al-Jami’ Ash-Shaghir, halaman 137).
Pada hari ketujuh, diwajibkan bagi yang
mampu untuk mengadakan akikah untuk si anak agar di harapkan tertanam pada diri
anak sikap kedermawanan kelak jika ia sudah menjadi dewasa. Rosulullah Saw,
bersabda: “bersama anak itu ada
akikahnya. Karena itu alirkanlah darah karenanya dan hilangkanlah penyakit
dirinya,” (HR Bukhari Muslim).
Dalam hadis lain, Rosulullah Saw
bersabda: “jadikanlah oleh kalian di
tempat darah itu wewangian.” Yakni dikepala anak pada hari penyembelihan akikah
untuknya, (HR Ibnu Hibbah, hadis sahih). Selain berakikah bagi anak pada
hari ke tujuh, di sunahkan juga untuk mengkhitankan anak tersebut pada hari yang
sama. “Rosulullah Saw bersabda, ”berakikah
untuk Hasan dan Husain dan mengkhitankan keduanya pada hari ke-7 (dari
kelahirannya)” (HR Baihaqi, hadis sahih).
c) Fase
2 tahun pertama
Masa bayi berlangsung 2 tahun pertama
setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi adalah dasar periode
kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola prilaku, sikap dan
pola ekspresi emosi terbentuk. masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan
perubahan berjalan pesat, baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan tidak
hanya terjadi dalam penampilan, tetapi juga kemampuan. Masa bayi juga merupakan
masa berkurangnya ketergantungnya pada orang lain, dan ini efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk, berdiri, berjalan
dan menggerakkan benda-beda. Ciri khas yang dimiliki fase ini adalah anak
memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan
belajar berbicara.
Rosulullah Saw, bersabda: ”mulailah mendidik anak-anak kalian dengan
kalimat yang pertama: laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan selain allah),
bimbinglah mereka ketika mereka berada dala sekarat dengan laa ilaaha
illallah,” (HR Al-Baihaqi). Dalam hadis lain, beliau bersabda, “barang siapa mengasuh anak kecil sampai ia
bisa mengucapkan, laa ilaaha illallah, maka allah tidak akan menghisabnya.”
(Al-Haitsami).
Pada fase ini, bayi di usahakan tetapkan
disusui oleh ibunya sebagai bentuk kasih sayang yang diperlukan olehnya. Selain
itu air susu ibu adalah makanan yang paling utama baginya di samping menjaganya
dari berbagai macam penyakit, dan dengan air susu ibu bayi akan berkembang
dengan sehat dan kuat. Mengenai pentingnya menyusui, telah di sebutkan oleh
Allah Swt. Di dalam alquran pada beberapa tempat, diantaranya “mengandungnya sampai menyapihnya adalah 3
bulan,” (QS Al-Ahqaaf: 15). Dan firman- Nya, “para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yakni bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS Al-Baqarah [2]: 233).
d) Fase
kanak-kanak awal
Masa kanak-kanak awal berlangsung dari
2-6 tahun, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Perkembangan
fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya
diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada awal masa anak-anak di
anggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan karena anak
senang mengulang, hal mana penting untuk belajar keterampilan; anak berani dan
senang mencoba hal-hal yang baru; dan karena hanya memiliki beberapa
keterampilan maka tidak mengganggu usaha penambahan keterampilan baru.
Awal masa anak-anak ditandai oleh
moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan
secara otomatis melalui hukuman dan pujian. Periode ini juga masa penegakkan
disiplin dengan cara yang berbeda, ada yang dikenakan disiplin yang otoriter,
lemah dan demokratis.
Awal masa kanak-kanak sering di anggap
sebagai usia kritis dalam penggolongan peran seks karena pada saat ini sejumlah
aspek penting dalam penggolongan peran seks dikuasai terutama belajar arti
stereotip peran seks dan menerima serta memainkan peran seks yang di setujui
oleh kelompoknya.
Ciri khas yang dimiliki fase ini adalah
perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan
orang lain). Berbagai hubungan keluarga, orang tua-anak, antar saudara dan
hubungan dengan sanak keluarga, berperan dalam sosialisasi anak dan
perkembangan konsep diri, dalam tingkat kepentingan yang berbeda.
Imam Al-Ghazali berkata, “hendaklah anak dilarang berbicara kotor,
mengutuk, mencaci, dan mengucapkan
perkataan kotor lainnya. Yang demikian itu pasti di sebabkan oleh
pengaruh teman-temannya yang jelek.”
e) Fase
kanak-kanak akhir
Akhir masa kanak-kanak yan berlangsung
dari 6 tahun sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu sekitar 11 tahun bagi
anak perempuan dan 12 tahun bagi anak laki-laki, oleh para pendidik disebut
sebagai usia “sekolah dasar”. Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa
kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan gizi, imunisasi, seks dan inteligensi.
Keterampilan pada akhir masa kanak-kanak
secara kasar dapat digolongkan kedalam 4 golongan besar, yaitu: (1)
Keterampilan menolong diri. (2) Keterampilan menolong sosial. (3) Keterampilan
sosial, dan. (4) Keterampilan bermain. Sampai dengan tingkat tertentu semua
keterampilan ini dipengaruhi oleh perkembangan pilihan penggunaan tangan.
Pada akhir masa kanak-kanak, sebagian
besar anak mengembangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standar moral
kelompoknya dan hati nurani yang membimbing prilaku sebagai pengganti
pengawasan dari luar yang diperlukan pada waktu anak masih kecil. Sekalipun
demikian, pelanggaran dirumah, sekolah dan lingkungan tetangga masih sering
terjadi. Rosulullah Saw menganjurkan shalat dan memisahkan tempat tidur untuk
anak, ”perintahkanlah anak-anak kalian
mengajarkan shalat pada usia 7 tahun, pukullah mereka karen meninggalkan shalat
pada usia 10 tahun, dan pisahlah diantara mereka dalam tempat tidur.” (HR Ahmad
dan Abu Dawud, hadis sahih).
f) Fase
puber (remaja awal)
Periode ini merupakan masa pertumbuhan
dan perubahan yang pesat meskipun masa puber merupakan periode singkat yang
pertumpang tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan permulaan masa remaja.
Ada 4 perubahan tubuh yang utama pada
periode ini, yaitu perubahan besarnya tubuh, perubahan proporsi tubuh,
perubahan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pendekatan yang paling efektif untuk
membantu anak dalam melalui fase puber, selain mengajaknya memahami penciptaan
alam semesta adalah dengan mengajaknya mengerti kesulitan orag tua ketika
melahirkan dan menyusuinya. Sebagaimana ayat alquran yang berbunyi: “dan kami perintahkan kepada manusia (untuk
berbuat baik) kepada ibu ayahnya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihkan dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada
ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada ku lah tempat kembali.” (QS Luqman
[31]: 14).
g) Fase
remaja
Masa remaja yang berlangsung dari saat
individu menjadi matang secara seksual sampai usia 18 tahun kematangan yang
resmi didalam awal masa remaja, yang berlangsung sampai usia 17 tahun, dan
akhir masa remaja yang berlangsung sampai usia kematangan yang resmi.
Perubahan sosial yang penting dalam masa
remaja meliputi meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola prilaku sosial yang
lebih matamg, pengelompokkan sosial baru dan nilai-nilai baru dalam pemilihan
teman dan pemimpin, dan dalam dukungan sosial.
Perubahan pokok dalam moralitas selama
masa remaja terdiri dari pengganti konsep-konsep moral khusus dengan
konsep-konsep moral tentang benar dan salah yang bersifat umum; membangun kode
moral yang berdasarkan pada prinsip-prinsip moral ndividual; dan mengendalikan
prilaku melalui pengembangan hati nurani.
h) Fase
dewasa dini (awal)
Masa dewasa ini adalah masa pencaharian
kemantapan dan masa reproduktif, yaitu suatu masa yang penuh masalah ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
prubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Masa dewasa dini dari umur 18 hingga lebih kurang 40 tahun.
i)
Fase dewasa madya
Pada umumnya usia dewasa akhir (madya)
atau usia setengah baya dipandang sebaga masa usia antara 40-60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan
mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering
pula diikuti oleh penurunan daya ingat.
Ada 10 karakteristik yang biasa terjadi
pada usia madya, yaitu: (1) Usia madya merupakan periode-periode yang sangat
menakutkan, (2) Usia madya merupakan usia transisi, (3) Masa stres, (4) Usia
yang berbahaya, (5) Usia canggung, (6) Masa berprestasi, (7) Masa evaluasi, (8)
Dievaluasi dengan standar ganda, (9) Masa sepi, dan (10) Masa jenuh.
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi
pekerjaan pada usia madya: kepuasan kerja, kesempatan promosi, harapan pekerja,
meningkatkan penggunaan otomatisasi semakin meningkat, sikap pasangan, sikap
terhadap usia besar, sikap terhadap teman kerja, dan relokasi.
Fase inipun sebetulnya mnyimpan potensi
yang besar dalam mempengaruhi proses perkembngan individu. Usia dewasa akhir
sebenarnya ‘usia kebijaksanaan’ sehingga kelihatan pada individu tersebut sikap
lebih cenderung untuk mengerjakan berbagai ketaatan menunjukkan hatinya kepada
sang kholik dan selalu bertobat kepadanya. Ini tentunya bila ia mendapat
pertolongan darinya sesuai dengan fimannya, “dan
telah menjadi dewasa cukup umurnya, kami anugrahkan kepadanya hikmah-hikmah dan
ilmu pengetahuan. Demikianlah kami memberi balasan bagi orang-orang yang suka
melakukan kebajikan. (QS Al-qashash [28]: 14)
j)
Fase dewasa akhir
(lansia)
Usia 60an biasanya dipandang sebagai
garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut. Ciri-ciri usia lanjut: (1)
Merupakan periode kemunduran, (2) Perbedaan individual pada efek menua, (3)
Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda. Tahapan umur ini oleh Rosulullah
Saw dinamakan masa “pergulatan maut”, yaitu masa-masa umur 60an hingga 70an.
Dalam hal ini beliau bersabda, “masa penuaian umat-umatku dari 60an hingga 70
tahun. (HR Muslim dan Nasa’i).
v MASA
PERTUMBUHAN DALAM PERSPEKTIF HADIST
Manusia
seharusnya memerhatikan proses penciptannya . Manusia diciptakan dari setetes
nuftah(mani atau sperma) yang membuahi sel telur (ovum) dalam saluran idung telur
hingga membentuk ziqot (campuran antara sperma dan ovum) yang tersimpan dalam
rahim prempuan secara bertahap kemudian tumbuh menjadi bagian tubuh yang
tersusun dari tulang dan daging hingga menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya.
Ada beberapa tahap yang dilalui nutfah dalam proses pembuahannya
hingga menjadi organ tubuh manusia secara sempurna yang dibekali dengan pancaindra, kemampuan
untuk berpikir, belejar, dan memahami hingga mampu memakmurkan bumi.
A.
Pertumbuhan
janin (Embrio)
Setelah sampai di
ovum, maka sel spermatozoa akan menembus dinding telur dan membuahinya hingga
membentuk ziqot.
Firman Allah SWT : “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS Ad-Dahr: 2)
Rasulullah SAW mengisyaratkan hal ini ketika beliau
ditanya oleh seorang yahudi: “ Dari apa manusia diciptakan?” rasulullah SAW lalu menjawab: “(manusia) diciptakan dari air mani (sel
spermatozoa) laki-laki dan perempuan. (HR Muslim)
Perlu diungkap
bahwa fenomena pembentukan sel
spermatozoa berasal dari mani laki-laki dan prempuani ni baru diketahui oleh
para ahli modern di penghujung abad ke-19.
Setelah pembuahan
ziqot, selanjutnya akan terbelah menjadi dua, menjadi empat, dan seterusnya
yang akan memnesar dan membentuk lingkaran . lingkaran ini bergerak dalam tuba fallopi (saluran telur, yakni
pasangan saluran yang tedapat disebelah kiri dan kanan rahim atau uterus)
karena pengaruh dorongan bulu halus.
Perubahan tuba fallopi hingga
mencapai rahim memakan waktu sekitar lima atau tujuh hari. Selanjutnya akan
melekat pada dingding rahim dan fase
yang disebut “ gumpalan darah” (alaqoh).
Fase ini
terjadi pada awal minggu kedua sejak
perubahan. Gumpalan darah ini membentuk tiga bagian, yakni organ otak, tulang
belakang , dan dan organ tubuh lainnya yang terjadi pada minggu kedua hingga
minggu ketiga.
Al- Qur’an telah mensinyalir fase pembentukan dan
pertumbuhan manusia ini sejak nutfah (sperma) dalam rahim hingga menjadi
gumpalan darah (‘alaqoh), gumpalan daging
(mudghoh), sampai janin (embrio) yang sempurna, sebagaimana seorang
manusia tumbuhan berkembangan dari sejak
masih bayi, menjadi remaja, dan menjadi tua.
Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah, pencipta yang paling
baik.” (QS.Al- mu’minuun :12-14)
a)
Indra
penglihatan dan pendengaran
Kami telah
menjelaskan sebelumnya bahwa indra
pendengaran terbentuk ketika janin
(embrio) berusia empat bulan. Ketika itu janin mulai dapat mendengarkan apa
yang terjadi disekitarnya. Karena itu
seorang bayi langsung dapat mendengar sesaat setelah dilahirkan, tetapi tidak
dapat melihat dengan jelas sehingga berusia sekitar enam bulan bersamaan dengan
tumbuhnya kornea dikudua matanya. Indra pendengaran lebih berperan dalam proses
belajar. Seorang anak yang dilahirkan dalam keadaan buta, ia dapat belajar
hingga tingkat perguruan tinggi. Adapun anak yang terlahir dalam keadaan tuli,
maka dia tidak mampu mempelajari bahasa yang merupakan sarana komonikasi
penting untuk belajar. Hal ini merupakan
hikmah mengapa al-qur’an menempatkan kata” mendengar” terlebih dahulu sebelum
kata “melihat.”
Allah SWT berfirman: Yang artinya, “sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah
dan larangan), karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat.” (QS. Al-
insan: 2)
b)
Jenis
kelamin: Antara laki-laki dan perempuan
Ilmu
pengetahuan mengemukakan bahwa sperma menyimpan dua macam kromosom (bagian
kromatin inti sel yang berceraian apalagi sel terbelah atau membelah yang
merupakan rangkaian pendukung jenis benda hidup) yaitu kromosom laki-laki (yang
di lambangkan huruf Y) dan kromosom prempuan (yang dilambangkan dengan huruf
X). Adapun pada ovum hanya menyimpan kromosom prempuan. Apabila sperma yang menyimpan kromosom
laki-laki yang membuahi ovum membawa kromosom prempuan, maka akan membentuk
janin prempuan. Tetepi sesungguhnya yang berhak menentukan jenis kelamin pada
janin hanyalah oleh kekuasaan allah SWT berdasarkan ketentuannya pada kromosom
yang dibawa oleh sperma (nutfah).
Rasulullah SAW
menunjukkan hal ini melalui hadisnya yang diriwayatkan oleh Tsauban RA:
Yang artinya: “Air (mani)
laki-laki berwarna putih dan air (mani) prempuan berwarna kekuningan. Jika keduanya
bercampur dan mani laki-laki mengalahkan air mani prempuan, maka (akan
membentuk) jenis kelamin laki-laki dengan izin allah SWT. Namun jika air mani
prempuan mengalahkan air mani prempuan mengalahkan air mani laki-laki, maka
(akan membentuk) jenis kelamin prempuan dengan izin Allah SWT.” (HR Muslim)
B.
Pertumbuhan
setelah kelahiran
Setelah
dilahirka ibunya, seorang anak akan mengalami fase pertumbuhan atau
perkembangan yang harus dilewati hingga tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda.
Para ahli ilmu jiwa memjadi fase pertumbuhan
anak dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
- Fase menyusui (radha’ah),dimulai sejak kelahiran sampai berusia dua tahun.para ahli ilmu jiwa membagi fase ini menjadi dua tahap,yakni masa bayi berusia dua minggu pertama setelah di lahir kan dan masa menyusui yang berkisar antara dua minggu pertama sampai usia dua tahun.
- Fase kanak-kanak tahap awal,di mulai sejak anak berusia dua sampai enam tahun.
- Fase kanak-kanak tahap menengah,di mulia sejak anak enam sampai sembilan tahun.
- Fase kanak-kanak tahap akhir,di mulai sejak anak berusia sembilan sampai dua belas tahun.
Pada fase menyusui hingga berusia dua
tahun,seorang anaknya biasa nya sangat
bergantung pada air susu ibu (ASI) sebagai sumber utama makanan nya.kemudian
sampai saat nya iya harus di sapih ketika berusia dua tahun.
sebagai firman
allah SWT dalam al qur’an: yang artinya, “para
ibu hendak lah menyusui anak-anak nya selama dua tahun penuh,yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS.AL-Baqarah:233)
Setelah tidak
lagi menyusui,seorang anak dapat di beri makanan tambahan sebagai penunjang
hidup nya selain ASI.di kisahkan bahwa ada seorang perempuan pernah mendatangi
rasulullah SAW yang mengaku bahwa ia telah berzina hingga hamil. Rasulullah SAW
membiarkannya sampai perempuan itu melahirkan dan menyapih hingga anaknya mampu
makan sendiri. Setelah itu prempuan yang berzina tersebut diberikan hukuman.
a)
Masa
Remaja (Akil Balig)
Seorang anak
mulai beranjak dewasa ketika berusia antara 12-21 tahun. Periode usia ini
sering disebut masa akil baliq (pubertas). Para psikolog membagi masa akil
baliq ini kedalam 3 tahap, yaitu:
- Remaja awal, berusia antara 12-14 tahun.
- Remaja tahap pertengahan, berusia antara 15-17 tahun.
- Remaja tahap akhir, berusia antara 18-21.
b)
Tuntutan
atau hak pertumbuhan
Para ahli ilmu
jiwa menilai bahwa pada masa pertumbuhan, terutama anak kecil dan remaja, harus
memerhatikan masalah tuntutan pertumbuhan atau pengembangannya. Tuntutan atau
hak pertumbuhan yang di maksud di sini ialah semua hal yang harus di pelajari
seorang anak agar perkembangan jiwanya
dapat tumbuh berkembang secara sempurna. Para ahli ilmu jiwa menyebut sejumlah
tuntutan atau hak pertumbuhan anak dan remaja tersebut, antara lain:
- Menciptakan rasa aman pada anak dengan cara merawatnya dengan penuh rasa kasih sayang, kelembutan, komunikasi yang baik, mencurahkan segala perhatian dan bimbingan sehingga timbul rasa percaya yang mampu mendorongnya berfikir positif terhadap segala hal.
- Mengajarkan berbagai keterampilan dasar seperti membaca dan menulis . Rasulullah SAW sangat memerhatikan anak-anak muslin supaya semuanya terdidik. Karena itu Rasulullah SAW pernah mennganti fidiah (denda atau tebusan) bagi para tawanan perang badar dengan mengajar 10 seorang muslim.
- Mengembangkan daya pikir dan pengetahuan serta kebudayaan. Rasulullah SAW menganjurkan kedapa pemuda muslim untuk mencari ilmu.
- Membentuk kebugaran dan kesehatan jasmani melalui permainan dan olahraga. Rasulullah SAW menganjurkan kepada anak-anak dan pemuda islam agar mahir dan terampil dalam memanah (bersenjata).
- Mengajarkan etika sehari-hari seperti cara makan dan minum.
- Membiasakan beribadah sejak usia dini, mengajarkannya akhlak, dan etika.
- Mengajarkan cara mengontrol motivasi (dorongan) dan emosi.
- v KONSEP DASAR PSIKOLOGI BARAT DALAM PERSEPEKTIF ASPEK-ASPEK MANUSIA MENURUT AL- QUR’AN
A)
Aspek-aspek
manusia berdasarkan telaah terhadap ayat-ayat Al-qur’an.
Dalam webster’s new world college dictionary
dijelaskan bahwa diantara makna istilah aspek adalah sudut atau sisi pandang.
Diantara maknanya yaitu:
- Cara seseorang melihat, tampil atau tampak.
- Penampilan sesuatu seperti yang terlihat dari sudut pandang tertentu.
- Salah satu cara yang memungkinkan suatu ide, problem, dan lain-lainnya dapat di pandang/ dipertimbangkan semua aspeknya.
- Sisi yang terlihat secara langsung.
Berdasarkan
makna diatas dapat dijelaskan bahwa aspek dapat bermakna sudut pandang. Makna
ini berdekatan dengan dimensi, seperti yang dinyatakan dalam webster’s new world college dictionary,
yaitu dimension is a measuring,
“kadar atau nilai”. Dengan demikian, dimensi diri manusia lebih menekankan pada
kadar dan nilai dari sisi diri manusia. Sementara spek lebih menekan pada sudut
tampilan sisi jiwa manusia. Dengan kata lain, dimensi berada dalam wilayah
“hamparan” aspek diri manusia.
Dalam konteks
diri manusia, maka aspek bermakna sisi tampilan diri manusia. Diri manusia
adalah satu keseluruhan yang utuh, namun dalam tampilannya selalu menyodorkan
sisi tertentu, seperti jismiah (fisik), nafsiah (psikis), dan ruhaniah (spiritual-transendental).
1)
Aspek
jismiah
Aspek jasmiah
adalah organ fisik dan biologis manusia dengan segala perangkat-perangkatnya.
Organ fisik biologis manusia adalah organ fisik yang paling sempurna di antara
semua makhluk. Proses penciptakan manusia memiliki persamaan dengan hewan dan
tumhbuhan, karena semua nya merupakan dari alam. Semua alam fisik –material
memiliki unsur material dasar yang sama, yaitu tersusun dari unsur tanah,
air,api,dan udara.manusia juga terdiri dari unsur demikian,namun ia tersusun
secara proporsional paling sempurna dari keempat unsur tersebut. Al-Qur’an
menyebutnya dengan istilah ahsan taqwim sebagaimana dalam ayat berikut, yang
artinya: “sesungguhnya kami telah
menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.“ (QS At-Tin [95]: 4
Aspek jismiah
memiliki 2 sifat dasar, diantaranya: (1) Berupa bentuk kongkret, berupa tubuh
kasar yang tampak. (2) berupa bentuk abstrak berupa nyawa halus yang menjadi
sarana kehidupan tubuh. Aspek abstrak jismiah inilah yang akan mampu
berinteraksi dengan aspek nafsiah dan ruhaniah manusia.
2)
Aspek
nafsiah
Aspek nafsiah
adalah keseluruhan kualitas khas kemanusian, berupa pikiran, perasaan, kemauan,
dan kebebasan. Aspek ini merupakan persentuhan antara aspek jasmiah dengan
aspek ruhaniyah. Aspek jismiah dengan krakteristik utamanya yang bersifat
empiris, konret, indrawi, mekanaistik dan determenistik. Aspek ruhaniyah
bersifat spritual, transenden, suci, bebas,tidak terikat pada hukum dan prinsip
alam, dan cenderung pada kebaikan. Keduanya Saling membutuhkan.
Aspek nafsiah ini memiliki
tiga dimensi utama, yaitu :
- Dimensi an-nafsu, yaitu dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam sistem psikis manusia. Namun demikian ia dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah mendapat pengaruh yang besar dari dimensi lainnya, seperti al-‘agl dan al-qalb, ar-ruh, dan fitrah.
- Dimensi al-‘aql, yaitu dimensi psikis manusia dari aspek nafsiah yang berada di antara dua dimensi lainnya yang saling berbeda dan berlawanan, yaitu berada diantara dimensi an-nafsu dan dimensi al-qalb.
- Dimensi qalb, yaitu dimensi ini memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan sifat insaniyah (kemanusiaan) bagi psikis manusia.
3)
Aspek
ruhaniah
Aspek ini
adalah aspek psikis manusia yang bersifat spiritual dan transendental. Bersifat
spiritual karena ia merupakan potensi luhur batin manusia. Potensi luhur batin
itu merupakan sifat dasar dalam diri manusia yang berasal dari ruh ciptaan
Allah. Sifat spiritual ini muncul dari dimensi ar-ruh. Bersifat transendental
karena merupakan dimensi psikis manusia yang mengatur hubungan manusia dengan yang maha transenden, yaitu Allah
SWT. Berdasarkan itu, maka aspek
ruhaniah ini memiliki dua dimensi psikis, yaitu dimensi ar-ruh dan dimensi
al-fitrah Dimensi ini berasal dari allah.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa aspek ruhaniah ini memikili dua dimensi psikis yang
berasal dari allah. Karena itu, aspek ruhaniah senantiasa menampilkan dua hal,
yaitu sisi asal dan sisi keberadaannya. Sisi asalnya berasaskan pada wilayah
spiritual- transendental. Sisi keberadaannya berasaskan pada wilayah
historis-empiris. Dimensi ar-ruh dan
al-fitrah sebagai sisi spiritual-transendental merupakan sifat-sifat allah yang
tercakup dalam al- asma’ al- husna (nama-nama allah yang berjumlah 99) yang menjadi potensi lahir
batin manusia. Aktualisasi potensi lahir batin tersebut menjadi wilayah
empiris-historis keberadaannya sebagai aspek psikis manusia. Jadi proses
aktualisasi potensi lahir batin manusia itu merupakan sisi empirik dari
transendensi sifat-sifat Allah dalam diri manusia.
B)
Konsep
dasar psikologi barat dalam perspektif aspek- aspek manusia menurut al qur’an.
a.
Psikologi fisiologi (physiological psychology)
Psikologi ini
membahas tingkah laku manusia
berdasarkan kajian terhadap sisitem saraf tersebut adalah otak dan
sumsum tulang belakang. Maka semua tingkah laku manusia dapat dipelajari
melalui percobaan pada sistem syaraf ini. Pendekatan psikologi fisiologi
disebut dengan pendekatan neorobiologi. Pendekatan ini mengkhususkan perhatian
pada hubungan perilaku dengan hal-hal yang terjadi di dalam tubuh terutama
dalam otak dan sistem syaraf.menurut pendekatan ini, jelas ada hubungan yang
erat antara kegiatan otak,perilaku, dan pengalaman manusia.
b.
Psikoanalisa
Psikoanalisa ini dipandang banyak mendasarkan
konsepnya pada dimensi al nafsu yang merupakan salah satu dimensi dalam aspek
nafsiah.dalam perkembangannya psikoanalisa banyak mengalami perubahan atau
perkembangannya dalam hal konsep-konsepnya.
c.
Behaviorisme
Radical behaviorisme pada awalnya hanya
mengakui hal-hal yang observable (bisa diobservasi) dan measurable (bisa
diukur) sebagai sesuatu yang dapat diakui dalam dunia ilmu pengetahuan termasuk
psikologi. Radical Behaviorisme pada
prinsipnya mencoba melarikan diri dari hal-hal yang bersifat abstak. Kemudian dalam
perkembangannya kaum Behaviorisme muda mengadakan revisi terhadap Behaviorisme
ortodok dengan menerima fenomena kejiwaan
yang abstrak seperti ego,id,ilusi, mimpi dan sebagainya.
d.
Psikologi hurmanistik
Psikologi ini
memusatkan perhatiannya untuk menelaah kualitas-kualitas insani, yakni
sifat-sifat dan kemampuan khusus manusia yang melekat pada eksistensi manusia,
seperti kemampuan abstraksi, daya analisis dan sintesis, imajinasi,
kreativitas, kebebasan berjehendak, tanggung jawab, aktualisasi diri, makna
hidup, pengembangan pribadi,sikap etis, rasa estetika, dan lain-lain.
e.
Psikologi Transpersonal
Secara bahasa
istilah transpersonal berarti melampau personal dan psikis seseorang. Secara
bahasa transpersonal berarti melampaui atau melintasi kepribadian dan psikis
seseorang”. Denga demikian transpersonal psikologi adalah psikologi yang
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian yang ’meta’ atau
‘super’, bukan kepribadian manusia pada umumnya.
Psikologi
transpersonal menaruh perhatian pada dimensi priritual manusia yang ternyata
mengandung berbagai potensi dan kemampuan luar biasa. Telaahnya berbeda dengan
psikologi hurmanistik, psikologi hurmanistik lebih menekankan pada pemanfaatan
potensi-potensi luhur manusia untuk meningkatkan kualitas hubungan antara
manusia. Sedangkan psikologi transpersonal menekankan pada pengalaman subjektif spiritual- transendental.
v
KELEBIHAN
MANUSIA DARI MAKHLUK LAINNYA
c)
Makluk yang paling unik,
dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Firman Allah yang artinya: “sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin:4).
d)
Manusia memiliki potensi (daya
atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada Allah. Sebab sebelum
ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh yang berada
di alam ghaib itu ditanyai Allah, sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an yang artinya: “apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan kalian? (para ruh itu
menjawab) “ya, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan kami”). (QS.
Al-A’raf:172).
e)
Manusia diciptakan Allah untuk
mengabdi kepada-Nya dalam Al-Qur’an surat Az-Zariyat yang artinya: “Tidakkah
aku jadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku “ (QS. Az-Zariyat:56).
f)
Manusia diciptakan Tuhan untuk
menjadi khalifah –Nya di bumi. Hal itu dinyatakan Allah dalam firman-Nya. Di
dalam surah Al-Baqarah:30 dinyatakan
bahwa “Allah
menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi”. Perkataan
“menjadi khalifah” dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan
manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia dengan jalan
melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi ini (HM. Rasjidi,1972:71).
g)
Disamping akal manusia
dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak. Dengan akal dan
kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi muslim. Tetapi
dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan
tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir. Karena
itu di dalam Al-Qur’an ditegaskan oleh Allah yang artinya: “Dan katakana bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu.
Barangsiapa yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang tidak
ingin beriman, biarlah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi:29).
Dan dalam surat Al-Insan juga
dijelaskan bahwa “Sesungguhnya
kami telah menunjukinya jalan yang lurus (kepada manusia), ada manusia yang
syukur, ada pula manusia yang kafir.” (QS. Al-Insan:3).
h)
Secara individual manusia
bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam
Al-Qur’an yang artinya: “Setiap orang terikat (bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya.” (QS. At-Thur:21).
i)
Berakhlak. Berakhlak adalh
ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk yang
diberikan Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk. Dalam
islam kedudukan akhlak sangat penting, ia menjadi komponen ketiga dalam Islam.
Kedudukan ini dapat dilihat di dalam sunnah Nabi yang mengatakan bahwa beliau
diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia.
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan dapat juga diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang dapat dialami oleh individu atau organisme
menuju ringkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung
secara sisitematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara
bagian-bagian organisme dan merupakan suatu kesatuan yang utuh), progresif
(bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kuantitatif maupun
kualitataif) dan berkesinambungan (secara beraturan, berurutan, bukan secara
kebetulan) menyangkut fisik maupun psikis. (H. Syamsu Yusuf : 2002)
Untuk lebih memahami berbagai hal
mengenai perkembangan dewasa ini ada 3 teori atau pendekatan, yaitu: Pendekatan
perkembangan kognitif, Pendekatan belajar atau lingkungan, Pendekatan etologi,
Pendekatan Imam Al- Ghazali.
Konsep-konsep psikoanalisa, behaviorisme
dan humanistik terdapat perbedaan dan juga sedikit persamaan antara sesamanya
dan juga dengan psikologi islami. Perbedaan yang besar terjadi antara
psikoanalisa dengan psikologi islami, disusul kemudian oleh behaviorisme dan
sedikit humanistik. Psikologi humanistik memiliki kedekatan konsep dengan
psikologi islami terutama mengenai konsep spiritualitas jiwa manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, 2005,
Aktualisasi Psikologi Islami,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhammad ‘Utsman
Najati, 2004, Psikologi Dalam Perspektif
Hadis, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.
Azyumardi, 2003,
Islam dan Psikologi, Jakarta:
Rajawali Pers.