DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ................................................................................................... i
Daftar
Isi ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
a.
Latar Belakang ............................................................................................. 1
b.
Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................................... 2
a.
Kepribadian ................................................................................................. 2
b.
Unsur-unsur Kepribadian ............................................................................ 2
c.
Da’i dan Mad’u ........................................................................................... 4
d.
Kepribadian Seorang Da’i dan Mad’u ........................................................ 4
BAB
III PENUTUP ............................................................................................ 7
a.
Kesimpulan .................................................................................................. 7
Daftar
Pustaka ...................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya
perubahan arus globalisasi memaksa kita sebagai kaum muslim untuk berusaha
menyeru, saudara-saudara kita sesama muslim, bahkan non muslim sekalipun. Guna
untuk tetap kembali menuju jalan-Nya melalui seruan, ajakan, serta bentuk
aktifitas yang nyata untuk menjalankan
perintahnya.
Inilah peran penting kita sebagai
generasi muslim penerus agama Allah untuk menyerukan dakwah terhadap mereka.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Kepribadian?
b. Apa itu Unsur-unsur Kepribadian?
c. Apa itu Da’i dan Mad’u?
d. Bagaimana Kepribadian Da’i dan
Mad’u?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
Pengertian
kepribadian secara umum, dalam kehidupan ini sering kita mendengar tentang
kepribadian, tapi apakah itu? untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan
belajar bersama-sama mengenai pengertian kepribadian. Kepribadian adalah
keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku
seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam
tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang
memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas
pribadinya.
Adapun
diantaranya kepribadian menurut beberapa para ahli, Menurut,
Theodore R. Newcombe – Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Lalu menurut, Yinger – Kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
Sedangkan menurut, Cuber –
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat
dilihat oleh seseorang.
Dan menurut, M.A.W Bouwer –
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap seseorang.
B. Unsur-unsur
Kepribadian.
1. Pengetahuan
Pengetahuan yaitu
merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan juga alam jiwa orang yang sadar. Di
dalam alam sekitar manusia mempunyai/terdapat berbagai macam hal-hal yang
diterimanya lewat panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel-sel pada
bagian tertentu dari otaknya. Serta didalam otak itu semuanya diproses menjadi
susunan-susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang dikenal
dengan sebutan “persepsi” yaitu: “seluruh proses akal manusia yang sadar”. Ada
kalanya suatu persepsi dapat diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran
yang berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang
terfokus dengan secara lebih intensif yang terjadi sebab pemusatan secara lebih
intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut sebagai “Pengamatan”.
Penggambaran mengenai lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang paling
menarik perhatianya seringkali diolah dengan sutu proses dalam akalnya yang
menghubungkannya dengan berbagai macam penggambaran lain yang sejenisnya,
sebelumnya pernah diterima & diproyeksikan oleh akalnya, dan lalu muncul
kembali sebagai kenangan. Dan juga penggambaran yang baru dengan pengertian
yang baru dalam istilah psikologi sering disebut “Apersepsi”.
Penggabungan &
membandingkan-bandingkan bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian
dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan
dengan asas-asas tertentu. Dengan proses-proses kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang
abstrak, yang dalam kenyataanya tak mirip dengan salah satu dari sekian
macam-macam bahan konkret dari penggambaran yang baru. Demikian manusia dapat
membuat suatu penggambaran mengenai tempat-tempat tertentu di muka bumi,
padahal ia tidak pernah melihat ataupun mempersepsikan tempat-tempat itu.
Penggambaran abstrak
yang tadi dalam ilmu sosial sering disebut dengan “Konsep”. Cara-cara
pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada
yang ditambah-tambah ataupun dibesar-besarkan, tapi ada pula yang dikurangi
atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Serta ada pula yang digabung
dengan penggambaran-pengambaran yang lain sehingga menjadi penggambaran yang
baru sama sekali, yang sebenarnya tak nyata. Dan penggambaran baru yang
seringkali tak realistis dalam Psikologi sering disebut dengan “Fantasi”.
2. Perasaan
Selain pengetahuan,
alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam-macam perasaan.
Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang
buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat
menimbulkan dalam alam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala
macam-macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat
dalam hidupnya. Perasaan yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif/negatif.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia
mengandung berbagi perasaan-perasaan lain yang tak ditimbulkan karena
diperanguhi dengan pengeathuannya, tapi karena memang sudah terkandung di dalam
organismenya, khususnya di dalam gennya, sebagai naluri. Kemauan yang sudah
meruapakan naluri sering disebut dengan “Dorongan”.
C. Da’i dan Mad’u
1. Pengertian Da’i
Kata Da’i berasal dari
bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Dalam istilah Ilmu Komunikasi
disebut Komunikator. Di Indonesia Da’i juga dikenal dengan sebutan lain seperti
Muballigh, ustadz, kiai, ajengan, tuan guru, syaikh, dan lain-lain. Hal ini
atas tugas dan eksistensinya sama
seperti da’i.
Dalam pengertian yang
khusus(pengertian Islam), da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain
baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau
tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syari’at Alquran
dan Sunnah.[1]
2 Pengertian Mad’u
Mad’u adalah manusia yang menjadi
mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
secara individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak, dengan kata
lain manusia secara keseluruhan. Muhammad
Abduh membagi mad’u mejadi tiga golongan yaitu:
a) Golongan cerdik cemdekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.
b)
Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam,
belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
c) Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka yang senang
membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tak sanggup mendalami
benar.[2]
D. Kepribadian Seorang Da’i dan Mad’u
a) Sosok Da’I yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah kering
digali adalah Rosulullah SAW. Hal ini Allah isyaratkan dalam firman-Nya surat
Al-Ahzab ayat 21,
"Sesungguhnya
Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah."
Seorang da’i hendaklah
mengambil pelajaran dari Rosulullah SAW dan para sahabat serta para ulama saleh
terdahulu yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai luhur yang ada dalam
ajaran Islam. Menurut sifatnya kepribadian Da’I dibagi menjadi dua bagian,
b) Kepribadian Positif Seorang Da’i Yang Bersifat Rohaniah
1. Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT
Kepribadian Da’I yang
terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah SWT, sifat ini merupakan dasar
utama pada akhlaq Da’i.
2. Ahli Tobat
Sifat tobat dalam diri
Da’I, berarti ia harus mampu untuk lebih menjaga atau takut berbuat maksiat
atau dosa dibandingkan orang yang menjadi mad’u-nya.3
3. Ahli Ibadah
Seorang Da’I adalah
mereka yang selalu beribadah kepada Allah dalam setiap gerakan, perbuatan
ataupun perkataan kapan pun dan dimana pun.
4. Amanah dan Shidq
Sifat ini adalah sifat
utama yang harus dimiliki oleh seorang Da’I sebelum sifat-sifat yang lain,
karena itu merupakan sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul.
5. Pandai Bersyukur
Orang yang bersyukur
adalah orang yang merasakan karunia Allah dalam dirinya, sehingga perbuatan dan
ungkapannya merupakan realisasi dari rasa kesyukuran tersebut.
6. Tulus Ikhlas dan Tidak Meentingkan Pribadi
Niat yang tulus tanpa
pamrih duniawi,salah satu syarat yang mutlak yang harus dimiliki seorang Da’i.
7. Ramah Dan Penuh Pengertian
Dakwah adalah pekerjaan
yang bersifat propaganda kepada yang lain. Propaganda dapat diterima,apabila orang
yang mempropaganda berlaku ramah, sopan, dan ringan tangan untuk melayani
objeknya.
8. Tawaddhu’ (Rendah Hati)
Rendah hati bukanlah
rendah diri, rendah hati dalam hal ini adalah sopan dalam pergaulan, tidak
sombong, tidak suka mencela, dan tidak suka menghina orang lain.
9. Sederhana
Kesederhanaan adalah
merupakan pangkal keberhasilan dakwah.
10. Tidak Memiliki Sifat Egois
Ego adalah suatu watak
yang menonjolkan keangkuhan dalam pergaulan, merasa diri paling hebat,
terhormat, dan lain-lain.
11. Sabar Dan Tawakal
Mengajak manusia kepada
kebajikan bukan hal yang mudah, oleh karena itu apabila dalam menunaikan tugas
dakwah, Da’I mengalami hambatan dan cobaan hendaklah da’I tersebut bersikap
sabar dan tawakal kepada Allah SWT.4
12. Memiliki Jiwa Toleran
Toleransi dapat dipahami
sebagai sikap pengertian dan dapat mengadaptasi diri secara positif.
13. Sifat Terbuka (Demokratis)
Seorang Da’I harus
memiliki sifat terbuka dalam arti bila ada kritik dan saran hendaklah diterima
dengan gembira.
14. Tidak Memiliki Penyakit Hati
Sombong, dengki, ujub,
dan iri harus disingkirkan dari sanubari seorag Da’i.
c) Kepribadian Positif
Seorang Da’i Yang Bersifat Jasmani
1. Sehat Jasmani
Dakwah memerlukan akal
yang sehat, sedangkan akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat pula.
Disamping itu, dengan kesehatan jasmani seorang Da’I mampu memikul beban dan
tugas dakwah.
2. Berpakaian Sopan dan Rapi
Pakaian yang sopan,
praktis dan pantas mendorong rasa simpati seseorang pada orang lain bahkan
pakaian berdampak pada kewibawaan seseorang.5
d ) Kepribadian Positif dan Negatif Seorang Mad’u
Adapun diantaranya sebelum membicarakan persyaratan dakwah sebagai
kumunikasi persuasif ada baiknya diketahui arti dari kata ”sikap”. Sikap
adalah suatu kesiapan kegiatan (Preparatory Activity), suatu
kecenderungan dari seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau
menjauhi nilai-nilai sosial.6 Dalam hal ini kecenderungan untuk menuju atau
menjauhi tertuju pada mad’u. Sikap juga bisa positif juga bisa
negatif. Sikap positif pada mad’u adalah mendekat, menyenangi
dan mengharapkan terhadap objek tertentu (instrumen dakwah), sedangkan sikap
negatif kecenderungan mad’u adalah menjauhi, menghindar,
membenci dan tidak menyukai objek-objek tertentu (instrumen dakwah).7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian, akhlak,
dan sifat terpuji merupakan elemen dasar yang harus dimilikki oleh setiap
seorang Da’i. Begitu juga sebaliknya dengan seorang Mad’u. Yakni yang kita tahu
bahwa Mad’u itu dibagi atas tiga golongan yaitu Golongan cerdik cendikiawan,
golongan awam, golongan yang berbeda dengan golongan cendikiawan dan golongan
awam.
Selain itu ilmu
pengetahuan serta wawasan yang luas sangatlah dibutuhkan dalam berdakwa.
Berdakwa berarti menyeru, mengajak orang lain dari yang awalnya tidak baik,
menjadi baik.
Berhasil tidaknya
seorang penda’i dalam berdakwah, dapat dilihat dari hasil bentuk perubahan yang
terjadi pada mad’u orang yang didakwahinya, apakah terdapat perubahan ke arah
yang lebih baik, atau tidak sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara
Faizah, Lalu
Machsin Effendi, 2006, Psikologi
Dakwah, Jakarta: Prenada Media
Onong Uchajana, 2004, Dimensi Komunikasi, Bandung: Rosda
Sarlito W. Sarwono, 1976, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,
Wahyu ilhami, 2010, Komunikasi Dakwah, Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
http://www.tongkronganislami.net/2013/07/dakwah-dan-perubahan-sikap.html
http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html
http://umiiemiu.blogspot.co.id/2013/11/kepribadian-dan-akhlak-dai.html
http://rizalalsam.blogspot.co.id/2010/12/mengenal-dai-dan-kepribadiannya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar