Laman

Senin, 18 Januari 2016

KEPRIBADIAN POSITIF DAN NEGATIF SEORANG DA’I DAN MAD’U




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................  i
Daftar Isi .............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................  1
a. Latar Belakang .............................................................................................  1
b. Rumusan Masalah ........................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................  2
a. Kepribadian .................................................................................................  2
b. Unsur-unsur Kepribadian ............................................................................  2
c. Da’i dan Mad’u ...........................................................................................  4
d. Kepribadian Seorang Da’i dan Mad’u ........................................................  4
BAB III PENUTUP ............................................................................................  7
a. Kesimpulan ..................................................................................................  7
Daftar Pustaka ......................................................................................................  8

                       












BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya perubahan arus globalisasi memaksa kita sebagai kaum muslim untuk berusaha menyeru, saudara-saudara kita sesama muslim, bahkan non muslim sekalipun. Guna untuk tetap kembali menuju jalan-Nya melalui seruan, ajakan, serta bentuk aktifitas yang nyata untuk  menjalankan perintahnya.
Inilah peran penting kita sebagai generasi muslim penerus agama Allah untuk menyerukan dakwah terhadap mereka.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Kepribadian?
b. Apa itu Unsur-unsur Kepribadian?
c. Apa itu Da’i dan Mad’u?
d. Bagaimana Kepribadian Da’i dan Mad’u?


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepribadian
Pengertian kepribadian secara umum, dalam kehidupan ini sering kita mendengar tentang kepribadian, tapi apakah itu? untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan belajar bersama-sama mengenai pengertian kepribadian. Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Adapun diantaranya kepribadian menurut beberapa para ahli, Menurut, Theodore R. Newcombe – Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Lalu menurut, Yinger – Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
Sedangkan menurut, Cuber – Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
Dan menurut, M.A.W Bouwer – Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap seseorang.

B. Unsur-unsur Kepribadian.
1. Pengetahuan
Pengetahuan yaitu merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan juga alam jiwa orang yang sadar. Di dalam alam sekitar manusia mempunyai/terdapat berbagai macam hal-hal yang diterimanya lewat panca inderanya  yang masuk kedalam berbagi sel-sel pada bagian tertentu dari otaknya. Serta didalam otak itu semuanya diproses menjadi susunan-susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang dikenal dengan sebutan “persepsi” yaitu: “seluruh proses akal manusia yang sadar”. Ada kalanya suatu persepsi dapat diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.          
Penggambaran yang terfokus dengan secara lebih intensif yang terjadi sebab pemusatan secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut sebagai “Pengamatan”. Penggambaran mengenai lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian yang paling menarik perhatianya seringkali diolah dengan sutu proses dalam akalnya yang menghubungkannya dengan berbagai macam penggambaran lain yang sejenisnya, sebelumnya pernah diterima & diproyeksikan oleh akalnya, dan lalu muncul kembali sebagai kenangan. Dan juga penggambaran yang baru dengan pengertian yang baru dalam istilah psikologi sering disebut “Apersepsi”.
Penggabungan & membandingkan-bandingkan bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan dengan asas-asas tertentu. Dengan proses-proses kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tak mirip dengan salah satu dari sekian macam-macam bahan konkret dari penggambaran yang baru. Demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran mengenai tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia tidak pernah melihat ataupun mempersepsikan tempat-tempat itu.
Penggambaran abstrak yang tadi dalam ilmu sosial sering disebut dengan “Konsep”. Cara-cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah ataupun dibesar-besarkan, tapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Serta ada pula yang digabung dengan penggambaran-pengambaran yang lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tak nyata. Dan penggambaran baru yang seringkali tak realistis dalam Psikologi sering disebut dengan “Fantasi”.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam-macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat menimbulkan dalam alam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala macam-macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif/negatif.
3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan-perasaan lain yang tak ditimbulkan karena diperanguhi dengan pengeathuannya, tapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya di dalam gennya, sebagai naluri. Kemauan yang sudah meruapakan naluri sering disebut dengan “Dorongan”.

C. Da’i dan Mad’u
1. Pengertian Da’i
Kata Da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Dalam istilah Ilmu Komunikasi disebut Komunikator. Di Indonesia Da’i juga dikenal dengan sebutan lain seperti Muballigh, ustadz, kiai, ajengan, tuan guru, syaikh, dan lain-lain. Hal ini atas  tugas dan eksistensinya sama seperti da’i.
Dalam pengertian yang khusus(pengertian Islam), da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syari’at Alquran dan Sunnah.[1]
2 Pengertian Mad’u
Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Muhammad Abduh membagi mad’u mejadi tiga golongan yaitu:
a)      Golongan cerdik cemdekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.
b)      Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.
c)      Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tak sanggup mendalami benar.[2]

D. Kepribadian Seorang Da’i dan Mad’u
a)      Sosok Da’I yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tak pernah kering digali adalah Rosulullah SAW. Hal ini Allah isyaratkan dalam firman-Nya surat Al-Ahzab ayat 21,
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Seorang da’i hendaklah mengambil pelajaran dari Rosulullah SAW dan para sahabat serta para ulama saleh terdahulu yang telah berjuang menegakkan nilai-nilai luhur yang ada dalam ajaran Islam. Menurut sifatnya kepribadian Da’I dibagi menjadi dua bagian,
b) Kepribadian Positif Seorang Da’i Yang Bersifat Rohaniah
1.      Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT
Kepribadian Da’I yang terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah SWT, sifat ini merupakan dasar utama pada akhlaq Da’i.
2.      Ahli Tobat
Sifat tobat dalam diri Da’I, berarti ia harus mampu untuk lebih menjaga atau takut berbuat maksiat atau dosa dibandingkan orang yang menjadi mad’u-nya.3
3.      Ahli Ibadah
Seorang Da’I adalah mereka yang selalu beribadah kepada Allah dalam setiap gerakan, perbuatan ataupun perkataan kapan pun dan dimana pun.
4.      Amanah dan Shidq
Sifat ini adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang Da’I sebelum sifat-sifat yang lain, karena itu merupakan sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul.
5.      Pandai Bersyukur
Orang yang bersyukur adalah orang yang merasakan karunia Allah dalam dirinya, sehingga perbuatan dan ungkapannya merupakan realisasi dari rasa kesyukuran tersebut.
6.      Tulus Ikhlas dan Tidak Meentingkan Pribadi
Niat yang tulus tanpa pamrih duniawi,salah satu syarat yang mutlak yang harus dimiliki seorang Da’i.
7.      Ramah Dan Penuh Pengertian
Dakwah adalah pekerjaan yang bersifat propaganda kepada yang lain. Propaganda dapat diterima,apabila orang yang mempropaganda berlaku ramah, sopan, dan ringan tangan untuk melayani objeknya.
8.      Tawaddhu’ (Rendah Hati)
Rendah hati bukanlah rendah diri, rendah hati dalam hal ini adalah sopan dalam pergaulan, tidak sombong, tidak suka mencela, dan tidak suka menghina orang lain.
9.      Sederhana
Kesederhanaan adalah merupakan pangkal keberhasilan dakwah.
10.  Tidak Memiliki Sifat Egois
Ego adalah suatu watak yang menonjolkan keangkuhan dalam pergaulan, merasa diri paling hebat, terhormat, dan lain-lain.
11.  Sabar Dan Tawakal
Mengajak manusia kepada kebajikan bukan hal yang mudah, oleh karena itu apabila dalam menunaikan tugas dakwah, Da’I mengalami hambatan dan cobaan hendaklah da’I tersebut bersikap sabar dan tawakal kepada Allah SWT.4
12.  Memiliki Jiwa Toleran
Toleransi dapat dipahami sebagai sikap pengertian dan dapat mengadaptasi diri secara positif.
13.  Sifat Terbuka (Demokratis)
Seorang Da’I harus memiliki sifat terbuka dalam arti bila ada kritik dan saran hendaklah diterima dengan gembira.
14.  Tidak Memiliki Penyakit Hati
Sombong, dengki, ujub, dan iri harus disingkirkan dari sanubari seorag Da’i.
c) Kepribadian Positif Seorang Da’i Yang Bersifat Jasmani
1.      Sehat Jasmani
Dakwah memerlukan akal yang sehat, sedangkan akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat pula. Disamping itu, dengan kesehatan jasmani seorang Da’I mampu memikul beban dan tugas dakwah.
2.      Berpakaian Sopan dan Rapi
Pakaian yang sopan, praktis dan pantas mendorong rasa simpati seseorang pada orang lain bahkan pakaian berdampak pada kewibawaan seseorang.5
d ) Kepribadian Positif dan Negatif Seorang Mad’u
Adapun  diantaranya sebelum membicarakan persyaratan dakwah sebagai kumunikasi persuasif ada baiknya diketahui arti dari kata ”sikap”. Sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (Preparatory Activity), suatu kecenderungan dari seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.6  Dalam hal ini kecenderungan untuk menuju atau menjauhi tertuju pada mad’u. Sikap juga bisa positif juga bisa negatif. Sikap positif pada mad’u adalah mendekat, menyenangi dan mengharapkan terhadap objek tertentu (instrumen dakwah), sedangkan sikap negatif kecenderungan mad’u adalah menjauhi, menghindar, membenci dan tidak menyukai objek-objek tertentu (instrumen dakwah).7



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian, akhlak, dan sifat terpuji merupakan elemen dasar yang harus dimilikki oleh setiap seorang Da’i. Begitu juga sebaliknya dengan seorang Mad’u. Yakni yang kita tahu bahwa Mad’u itu dibagi atas tiga golongan yaitu Golongan cerdik cendikiawan, golongan awam, golongan yang berbeda dengan golongan cendikiawan dan golongan awam.
Selain itu ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas sangatlah dibutuhkan dalam berdakwa. Berdakwa berarti menyeru, mengajak orang lain dari yang awalnya tidak baik, menjadi baik.
Berhasil tidaknya seorang penda’i dalam berdakwah, dapat dilihat dari hasil bentuk perubahan yang terjadi pada mad’u orang yang didakwahinya, apakah terdapat perubahan ke arah yang lebih baik, atau tidak sama sekali.




















DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara
Faizah, Lalu Machsin Effendi, 2006,  Psikologi Dakwah, Jakarta: Prenada Media
Onong Uchajana, 2004, Dimensi Komunikasi, Bandung: Rosda
Sarlito W. Sarwono, 1976,  Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang,
Wahyu ilhami, 2010, Komunikasi Dakwah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
http://www.tongkronganislami.net/2013/07/dakwah-dan-perubahan-sikap.html
http://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-kepribadian-secara-umum.html
http://umiiemiu.blogspot.co.id/2013/11/kepribadian-dan-akhlak-dai.html
http://rizalalsam.blogspot.co.id/2010/12/mengenal-dai-dan-kepribadiannya.html
























[1] Ilmu Dakwah,2009, Samsul Munir Amin, Hal 68
2 Komunikasi Dakwah, Wahyu ilhami, M.A., 2010, Hal 20

3 Psikologi Dakwah, 2006, Faizah&Lalu Machsin Effendi. Hal. 91
4 Ibid, Hal, 95
5 Ibid, Hal, 99
6 Dimensi Komunikasi, 2004, Onong Uchajana, Hal. 37
7 Pengantar Umum Psikologi, 1976, Sarlito W. Sarwono,  hal. 93-97.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar